Dr. Ahmad Yunani, M,Si mengemukakan prospek bisnis pembiayaan otomotif sudah mulai membaik setelah satu tahun selama pandemi ini berjalan lambat dan pasar sepi. Menurut Yunani hal itu ditandai saat pemerintah melaksanakan pelonggaan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB pada pertengahan tahun 2020 sampai sekarang dengan mulai melaksanakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM yang tidak terlalu masif. Hal ini disampaikan kepada Banjarmasin Post Online (8/3/2021).
Selain itu kebijakan Kemenkeu yang menurunkan pajak pembelian mobil pada beberapa varian sehingga harga mobil baru menjadi lebih murah. Namun di sisi lain, berdampak pada pasar mobil bekas. Tren jasa leasing yang selama ini banyak digunakan mengalami penurunan.
Yunani yang juga merupakan Ketua ISEI Banjarmasin dan Mantan Ketua Jurusan IESP FEB ULM, mengungkapkan walaupun ada kalangan tertentu yang paham dan terbiasa menggunakan jasa leasing,tapi kondisi penurunan perekonomian juga berdampak terhadap usaha tersebut. Marketing leasing juga harus lebih selektif untuk mencari nasabah yang potensial dan rendah risiko. Tidak asal dalam menambah nasabah, jika ternyata menimbulkan kredit macet.
Agar nasabah lancar kreditnya, maka harus mempertimbangkan kemampuan gaji atau penghasilannya. Paling tidak, angka aman di 30 persen dari gaji. Untuk cicilan, limitnya 50 persen. Jika melebihi itu, maka sudah lampu kuning. Namun nasabah yang menggunakan leasing mobil untuk usaha, harus mempertimbangkan kredit dari hasil usahanya. Hal ini dilakukan agar bisa menutupi biaya operasional, supaya kreditnya pun tetap lancar. Marketing direct selling masih efektif bagi leasing. Kombinasi dengan digital marketing di media sosial dan internet saat masa pandemi, dengan memperhatikan protokol kesehatan juga menjadi cara jitu untuk tetap usaha ini tetap terus bertahan. [Dessy Maulina]