Prof. Handry: Pemerintah Perlu Membuat Neraca Pasokan dan Permintaan untuk Jaga Stabilitas Harga

Banjarmasin Post 6 April 2021

MENJELANG Ramadan sampai hari raya Idulfitri ada kecenderungan bahan pokok akan merangkak naik. Kecenderungan selalu berulang, walaupun pemerintah selalu menyatakan bahwa stok bahan pokok untuk bulan Ramadan mencukupi. Namun sekarang harga sudah merangkak naik. Terkait hal ini, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Profesor Muhammad Handry Imansyah menyampaikan pandangannya kepada Banjarmasin Post (6 April 2021).

Fènomena muncul karena, pertama karena memang ada ekspektasi kenaikan harga dari masyarakat sendiri dan terutama kalangan produsen dan pedagang. Kedua, menjelang bulan Ramadan, masyarakat bersiap menyambut Ramadan dengan menu lebih istimewa dibanding bulan lainnya, sehingga terjadi kenaikan permintaan dibanding bulan-bulan lainnya yang berakibat pada naiknya harga.

Sifat barang pertanian dan peternakan adalah adanya jeda atau gestation period waktu antara melakukan investasi atau penambahan ternak dengan waktu untuk menghasilkan atau bertelur. Berbeda dengan barang industri yang dapat ditingkatkan dalam tempo singkat hanya dengan menambah input. Di sini memang peranan pemerintah sangat diperlukan dengan memantau kondisi pasar, dan bila perlu melakukan intervensi dan operasi pasar untuk bahanbahan pokok yang dikuasai Bulog.

Khusus telur, mungkin pemerintah melalui instansi terkait yang menangani perdagangan dan peternakan, bisa membuat neraca pasokan dan permintaan telur, sehingga dapat diketahui kebutuhan bulanan dan produksi bulanan di daerah. Dengan demikian, semua stakeholder dapat membuat perencanaan produksi sehingga di bulan-bulan permintaan tinggi bisa diantisipasi.

Penggunaan basis data produksi dan konsumsi yang akurat dapat membantu pembuatan kebijakan yang menguntungkan semua pemangku kepentingan, sehingga fluktuasi antara pasokan dan permintaan berjalan seiring yang berakibat tidak terjadi gejolak kenaikan harga pangan.

Di negara-negara maju, jarang sekali terjadi kenaikan harga bahan pokok pada musim-musim hari besar keagamaan atau event tertentu. Kecuali ada kegagalan panen akibat bencana alam atau kondisi ekstrim musim tertentu atau serangan hama. Jadi buat basis data yang akurat untuk pembuatan kebijakan sehingga dapat mengantisipasi dan mengatasi gejolak harga pangan. []

Sumber: Banjarmasin Post edisi 6 April 2021