Memindahkan Ketergantung Ekonomi dari Sumber Daya Alam ke Sumber Daya Manusia

Oleh: Hidayatullah Muttaqin

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan mengalami pelambatan cukup drastis sejak periode 2011-2012. Meskipun sedikit menaik pada 2015-2016, namun kemudian pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan melemah lagi pada 2017-2018. Kondisi ini terjadi karena jatuhnya harga komoditi ekspor andalan Kalimantan Selatan di pasar global, khususnya harga batubara dan CPO. Fakta ini menunjukkan pertumbuhan yang bergantung pada sektor berbasis sumber daya alam (SDA), khususnya ekspor bahan mentah, tidak akan berkelanjutan (sustainable). Ketergantungan tersebut menyebabkan perekonomian rawan terhadap goncangan di pasar global. 

Untuk membuktikan kerawanan perekonomian yang bergantung pada SDA terhadap pertumbuhan ekonomi, dapat dilihat pada data pertumbuhan ekonomi kabupaten dan kota di Provinsi Kalimantan Selatan. Dalam periode 2014-2018, rata-rata pertumbuhan ekonomi daerah yang bergantung pada SDA lebih rendah dibandingkan daerah yang struktur ekonominya bergantung pada sektor selain SDA. Sebagai contoh, rata-rata pertumbuhan ekonomi Kota Banjarmasin dan Kota Banjarbaru lebih besar 1,5 kali pertumbuhan kabupaten yang bergantung pada SDA.

Kerugian perekonomian yang bergantung pada SDA sudah banyak diulas oleh para ahli. Kesimpulan umumnya indeks harga komoditi bahan mentah dalam jangka panjang cenderung menurun sehingga hal ini akan merugikan negara-negara yang bergantung pada SDA. Kecenderungan lainnya adalah negara-negara tersebut dapat mengalami apa yang disebut sebagai “Penyakit Belanda” (Dutch Disease) dan “kutukan SDA” (resource curse). Begitu pula negara-negara berkembang yang secara institusi dan kualitas sumber daya manusia (SDM) masih lemah cenderung gagal memanfaatkan keuntungan ekspor berbasis SDA pada masa bom harga (windfall profit) di pasar global untuk diinvestasikan pada peningkatan kapasitas lembaga dan SDM. 

Pengalaman Kalimantan Selatan sudah seharusnya mendorong perubahan orientasi perekonomian dan pembangunan di provinsi ini, yaitu menggeser ketergantungan dari SDA ke SDM. Untuk itu pembangunan harus berorientasi untuk meningkatkan kualitas SDM. []

Sumber Tulisan: New Insight