Rizali: Covid-19 Merevolusi Gaya Hidup Masyarakat

Laporan: Dessy Maulina

Penyebaran wabah Covid-19 di dunia begitu cepat. Di Indonesia saja saat ini jumlah kasus positif Covid-19 sudah mencapai 12 ribu orang lebih. Sementara penerapan physical distancing dan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB untuk mencegah semakin meluasnya penyebaran Covid-19 juga menimbulkan biaya yang tidak sedikit yang harus ditanggung masyarakat. Di samping menyebabkan ongkos ekonomi berupa menurun drastisnya kegiatan dunia usaha, pendapatan masyarakat, dan hilangnya lapangan kerja, Covid-19 juga memaksa perubahan gaya hidup masyarakat secara signifikan.


Menanggapi hal tersebut, Rizali yang juga ketua Program Magister Ilmu Ekonomi ULM sepakat bahwa pandemi Covid-19 telah merubah gaya hidup masyarakat dalam waktu singkat. Orang-orang yang sebelumnya terbiasa bekerja, sekolah, dan beribadah di luar rumah harus berdiam di rumah untuk waktu yang tidak diketahui sampai kapan.

Menurut Rizali, Covid-19 juga telah merevolusi gaya hidup kalangan menengah ke atas. Orang-orang yang selama ini biasa melakukan perjalanan untuk kegiatan bisnis atau yang punya hobi travelling untuk berlibur di dalam negeri atau di luar negeri juga dipaksa Covid-19 untuk tetap stay at home. Dosen Jurusan IESP ini juga menyampaikan kaum milenial yang biasa konkow di café-café, mereka yang biasa ke mall baik untuk belanja atau sekedar makan untuk meeting juga dipaksa tinggal di rumah saja.

Segalanya serba berubah. Tinggal di rumah mau tidak mau juga mengubah cara orang beraktivitas termasuk bagaimana memenuhi kebutuhan hidup dan memperoleh pendidikan. Covid-19 memaksa orang-orang untuk menggunakan teknologi digital untuk belajar, belanja, dan memperoleh hiburan. Termasuk di bulan Ramadhan ini tausiyah dan pengajian juga ditempuh dengan cara online.

Gaya hidup merupakan gambaran pola hidup sesorang dalam menggunakan kekayaan dan waktu yang dimilikinya (Engel, Blackwell, dan Miniard, 1995). Gaya hidup sendiri juga mencerminkan bagaimana pola konsumsi seseorang (Mowen dan Minor, 1998). Gaya hidup terkait dengan kegiatan, minat dan opini seseorang. Gaya hidup seseorang biasanya tidak permanen dan dapat berubah dengan cepat. Akankah gaya hidup masyarakat berubah kembali ke asal jika nanti pandemi Covid-19 sudah berakhir? [Desy]