Muttaqin: Milenial Dorong Pertumbuhan Kasus di Kalimantan Selatan

Di tengah kekhawatiran masuknya serangan virus mutasi B117, anggota Tim Pakar Covid-19 ULM, Hidayatullah Muttaqin mengemukakan laju pertumbuhan kasus di Kalimantan Selatan didorong oleh generasi milenial. Hal ini disampaikan oleh dosen Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan tersebut kepada Harian Umum Radar Banjarmasin edisi 13 Maret 2021.

Menurut Muttaqin, peran milenial dalam pandemi Covid-19 Kalimantan Selatan tersebut dapat dilihat dari struktur umur penduduk Banua yang terpapar Covid-19. Kemudian memperhatikan bagaimana pola perubahan mobilitas penduduk yang berkaitan dengan mobilitas kaum milenial.

Ia mengungkapkan pada awal pandemi, pasien Covid-19 terbanyak datang dari kelompok umur 45 hingga 55 tahun. Secara umum kelompok umur ini merupakan kelompok masyarakat yang relatif mapan atau lebih mapan secara ekonomi. Karena itu mobilitas mereka keluar daerah baik untuk urusan bisnis, pekerjaan maupun berlibur pada masa normal dan awal pandemi relatif tinggi dibandingkan mobilitas kelompok umur lainnya.

Kemudian seiring sudah terjadi transmisi lokal, maka setelah itu terjadi pergeseran kelompok umur yang dominan terpapar Covid-19. Sejak saat itu hingga kini kasus Covid-19 banyak menimpa kalangan milenial atau generasi muda. Kaum milenial adalah penduduk kelahiran tahun 1980 sampai 1994.

Berdasarkan data kasus yang terjadi sejak awal pandemi hingga Februari 2021, paling tinggi menimpa kelompok umur 26-35 tahun dan 36-45 tahun. Proporsi kasusnya mencapai 43 persen.

Di samping milenial, kasus yang menimpa Generasi Z (rentang umur 12-25 tahun) juga cukup besar. Kontribusinya sebanyak 17 persen dari total kasus.

Menurut Hidayatullah mutaqin kaum milenial punya ciri mobilitas tinggi. Karena mereka yang memenuhi lapangan kerja dan sektor perekonomian saat ini. Karena gaji yang sudah lebih besar, milenial juga senang dan mampu untuk makan di luar rumah seperti di restoran dan kafe.

Berbeda dengan Gen Z yang masih tergantung pada uang jajan pemberian orang tua, mobilitas mereka cenderung mengarah pada kegiatan berbiaya murah atau bahkan gratis. Contohnya mobilitas di tempat-tempat ruang terbuka untuk berkumpul di kalangan sesamanya.

Menurut Muttaqin, penangan pandemi Covid-19 secara umum adalah dengan meningkatkan penerapan protokol kesehatan, 3T (testing, tracing dan treatment), pengendalian mobitas penduduk dan program vaksinasi. Namun dengan pola sebaran kasus yang lebih banyak menimpa kaum milenial dan juga Gen Z, maka penanganan pandemi memerlukan pendekatan khusus terhadap mereka.

Jika kita berhasil menurunkan penularan di kalangan generasi muda ini, maka kasus yang menimpa penduduk berumur di atasnya, khususnya yang berusia lanjut dan memiliki komorbid dapat ditekan pula. Hal ini penting agar risiko kematian dapat diturunkan pada kelompok umur 45 tahun ke atas dan komorbid. [Dessy Maulina]

Sumber: HU Radar Banjarmasin, 13 Maret 2021.