Prof. Handry: Songsong Ramadhan Usaha Kuliner Tak Perlu Modal Besar

Ramadhan sebentar lagi datang. Masyarakat pun berbenah menyambut bulan penuh ampunan dan pahala ini. Seperti biasa pula usaha kuliner musiman bermunculan di setiap sudut kota meskipun dalam suasana berbeda dibanding sebelum pandemi Covid-19.

Bulan yang penuh berkah biasanya menghadirkan banyak rezeki bagi penguasaha kecil musiman ini. Hanya saja kondisi sekarang menimbulkan tantangan karena daya beli masyarakat sedang melemah dan kewajiban menerapkan protokol kesehatan. Bagaimana para pedagang wadai dan makanan khas Banjar sebaiknya mempersiapkan modal usahanya? Simak penjelasan Prof. Dr. Muhammad Handry Imansyah, MAM mengenai hal ini sebagaimana dimuat dalam HU Banjarmasin Post 22 Maret 2021.

Guru Besar Ilmu Ekonomi FEB ULM ini mengungkapkan bahwa pedagang kuliner Ramadhan yang tidak memiliki modal sendiri, bisa memanfaatkan pinjaman ke koperasi atau lembaga keuangan mikro seperti BPR atau PT Pegadaian. Khusus pegadaian, syaratnya asalkan ada barang yang bisa digadaikan seperti emas, baik yang konvensional maupun sistem syariah. Dosen Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan ini juga mengungkapkan bahwa pinjaman modal jangka pendek paling mudah persyaratannya dengan bunga relatif rendah memang di PT Pegadaian.

Jika pinjaman di lembaga keuangan resmi tidak dapat dilakukan karena faktor persyaratan yang tidak dapat dipenuhi, opsi lain yang bisa diambil pedagang adalah dengan meminjam kepada saudara atau mengajak kerja sama bagi hasil dengan yang punya modal. Karena modal kerja untuk jualan kuliner selama Ramadan tidaklah terlalu besar dan tergantung pada macam dan jenis makanan dan volume yang dijual.

Keuntungan dari penjualan makanan ini juga termasuk besar marginnya. Jika habis terjual, sehingga kalaupun meminjam, dalam tempo satu minggu sudah bisa dilunasi dari keuntungan yang disisihkan. Dengan demikian, setelah itu penjual sudah mempunyai modal kerja sendiri. Jadi memang di sini perlu pengelolaan dana tunai yang tiap hari masuk dengan cara tepat. Pedagang harus dengan menyisihkan dan mencatat arus kasnya.

Memang jika melihat potensi besarnya margin keuntungan di bisnis kuliner, yang menarik banyak orang untuk melakukan bisnis kuliner musiman di Ramadan. Bayangan keuntungan yang akan mereka dapatkan sangat lumayan untuk uang tambahan berlebaran. Namun, harus diingat juga, setiap bisnis yang memiliki  potensi margin keuntungannya besar, juga memiliki risiko kerugian yang besar. Karena ada di dalam bisnis tersebut adalah high return, dan high risk. [Dessy Maulina]

Banjarmasin Post 22 Maret 2021