Profesor Muhammad Handry Imansyah akan mempresentasikan papernya yang berjudul Identification Fundamental Economic Structure in Developed Economy: the Case of Japan di Universitas Ritsumeikan, Osaka, Jepang pada 18-19 Maret 2019. Konferensi ini merupakan bagian dari kegiatan tahunan dari The Pan Pacific Association of Input-Output Studies atau PAPAIOS.
Ia menjelaskan bahwa paper yang akan dipresentasikan dalam 3rd International Conference on Economic Strutures 2019 menguraikan bagaimana perubahan Struktur Ekonomi Fundamental (Fundamental Economic Structure) atau FEM di negara-negara maju dengan mengangkat studi kasus Jepang. Ia mengungkapkan, sampai saat ini belum banyak riset yang membedah perubahan FEM di negara-negara maju. Studi kasus di negara maju baru Australia, sedangkan untuk negara-negara berkembang sudah ada beberapa riset seperti Indonesia, India, dan Afrika Selatan.
Profesor Handry Imansyah menekankan, jika semakin banyak contoh studi kasus dari negara-negara maju dan negara-negara berkembang, maka kita dapat membandingkan pola Struktur Ekonomi Fundamental-nya sehingga terlihat stilized facts atau pola umum pembangunan. Bagaimana caranya? Yaitu dengan melihat struktur fundamental ekonominya.
Saat ini Profesor Handry Imansyah juga sedang meneliti topik area yang sama tetapi dengan membuat studi komparasi antara negara-negara maju dan negara-negara berkembang. Untuk kasus yang diangkat dan mewakili kedua tipe negara tersebut adalah Struktur Ekonomi Fundamental Amerika Serikat, Jepang, Indonesia, dan India. Untuk menjalankan risetnya tersebut, ia menggunakan data dasar dari World Input-Output Tables.
Terkait pengalamannya yang sudah beberapa kali presentasi pada seminar-seminar internasional, Profesor Handry Imansyah berharap Jurusan IESP dapat mendorong dan memfasilitasi pemberian travel grant kepada para dosen jurusan dalam forum seperti seminar internasional. Sebab dosen-dosen yang berangkat untuk presentasi dalam seminar internasional tersebut akan membawa nama lembaga, khususnya nama Jurusan IESP FEB ULM. Hal ini akan mengangkat Jurusan IESP ke dalam radar pergaulan komunitas ilmiah internasional. Sekaligus juga akan menjadi kredit poin untuk peningkatan akreditasi lembaga. []