NDY: Ingin Menjadi Menteri Keuangan

Nadya Dwi Yuniarty yang suka dipanggil NDY adalah mahasiswi Jurusan IESP semester ke 6. Mahasiswi kelahiran tahun 1998 ini memiliki cita-cita tinggi menjadi Menteri Keuangan. Pemilik IPK 3,87 ini aktif berorganisasi khususnya di Himpunan Mahasiswa Jurusan IESP atau HIMIESPA dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).

Nadya Dwi Yuniarty

NDY pada awal tahun 2019 ini mengikuti Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (PILMAPRES) di tingkat Jurusan IESP. Ini adalah keikutsertaannya yang kedua, setelah pada tahun lalu mengikutinya ketika masih di semester ke tiga. Menurut NDY, meski awalnya ragu untuk ikut PILMAPRES tahun ini, pikirannya tentang pengalaman tahun lalu dan untuk menambah pengalaman, akhirnya ia memutuskan untuk mengikuti kompetisi ini. Ia juga ingin membuktikan, keaktifannya dalam beberapa organisasi mahasiswa tidak menghambat usahanya untuk meraih prestasi. Hitung-hitung turut membanggakan orang tua katanya.

NDY sempat “keder” ketika mendengar para mahasiswa yang maju duluan presentasi dengan bahasa Inggris. Namun ia berusaha untuk tetap calm and do the best. Setelah selesai presentasi, ia merasa lega karena telah berhasil menyajikan presentasi dengan baik. Bahkan salah satu dosen juri memuji tampilan slide presentasinya yang sangat menarik alias eye catching.

Dalam karya tulisnya, NDY mengangkat topik yang cukup menarik, yaitu mengenai rumah kontainer sebagai solusi atas masalah keterbatasan lahan untuk pembangunan perumahan di Kota Banjarmasin. Ide rumah kontainer ini datang dari bangunan sebuah cafe di Kota Banjarmasin yang bahannya berasal dari kontainer. Ia pun tertarik dan kemudian mencari-cari informasi mengenai bangunan berbahan kontainer. Ternyata di Jawa dan di luar negeri, ia menemukan kontainer telah dijadikan bahan dasar bangunan rumah. Menurutnya, rumah kontainer mungkin dapat dijadikan alternatif pembangunan rumah di wilayah yang memiliki luas lahan kosong yang sangat terbatas seperti Banjarmasin.

NDY berharap PILMAPRES ke depan diinformasikan kepada mahasiswa lebih awal supaya mahasiswa dapat mempersiapkan karya tulisnya secara lebih baik. Paling tidak, minimal satu bulan sebelum waktu pemilihan penjaringan peserta PILMAPRES sudah diumumkan. Ia juga mengharapkan IPK tinggi bukan acuan utama dalam penentuan nilai, sebab kadang mahasiswa yang memiliki IPK tinggi tidak aktif berorganisasi dan berkegiatan. Selain itu, “perlu ada sosialisasi dan pengarahan mengenai pilmapres untuk menarik minat dari mahasiswa itu sendiri”, katanya.

Ia punya saran kepada para mahasiswa IESP, supaya jangan takut untuk mengikuti PILMAPRES. “Bagi kalian yang aktif berorganisasi dan memiliki nilai akademis yang baik, kegiatan ini harus kalian coba untuk mengasah kemampuan kalian”, seru NDY.

Menurutnya, banyak hal yang bisa dipelajari dan diperoleh dari PILMAPRES. Mulai dari membangun kemampuan dalam mengukur masalah, mencari metode pas untuk digunakan, hingga menemukan solusinya yang dituangkan dalam karya tulis. Tidak hanya itu, karya tulis tersebut juga harus dipresentasikan dan dipertahankan dan hal ini akan mengasah kemampuan public speaking. Secara keseluruhan itu akan berguna dalam menyusun skripsi nanti ujarnya. []

Leave a Reply