Hidayatullah Muttaqin dan Muzdalifah akan mempresentasikan hasil penelitiannya pada acara The 15th IRSA International Conference, 22-23 Juli 2019 di Banda Aceh. Paper yang juga ditulis bersama Prof. M. Handry Imansyah ini merupakan paper pertama yang memetakan daya beli penduduk Kota Banjarmasin pada tingkat kelurahan berdasarkan area pemukiman penduduk. Paper yang akan dipresentasikan tersebut berjudul Mapping the Purchasing Power of Banjarmasin City Residents.
Perbedaan paper ini dengan paper pada umumnya adalah biasanya peta spasial yang dibuat hanya berdasarkan batas administrasi suatu wilayah pemerintahan, sedangkan paper ini berdasarkan area pemukiman penduduk yang diblok menurut batas kelurahan. Para pengambil kebijakan dapat mengambil manfaat dari model peta ini untuk keperluan perencanaan dan evaluasi kebijakan pembangunan. Sedangkan dunia usaha dengan memegang peta tersebut dapat dijadikan alat analisis dalam berinvestasi khususnya di sektor retail dengan memperhatatikan sisi potensi permintaan pasar (market demand side).
Paper ini menggunakan pengeluaran konsumsi per bulan per kapita sebagai baseline perhitungan daya beli penduduk pada tingkat kota. Untuk menurunkan daya beli penduduk pada tingkat kota ke level kelurahan, digunakan metode perhitungan sederhana. Tahap pertama adalah menarik indikator dari data Potensi Desa (PODES) 2018 yang dikeluarkan BPS untuk 52 kelurahan di Kota Banjarmasin untuk dijadikan proksi dalam membuat indeks komposit kesejahteraan masyarakat. Indeks tersebut kemudian dipakai untuk estimasi daya beli per kapita penduduk kelurahan.
Adapun peta pemukiman penduduk diperoleh dengan mengambil citra satelit Kota Banjarmasin dari Google Eart Pro, kemudian gambar pemukiman secara manual dengan polygon tool ke dalam format vector. Proses manipulasi gambar peta dan penggabungannya dengan data spasial dilakukan dengan menggunakan aplikasi dekstop Quantum GIS.
Berdasarkan peta yang telah diolah tersebut dan analisis spasial, maka dapat disimpulkan bahwa sebaran daya beli penduduk di Kota Banjarmasin tidak merata. Kelurahan-kelurahan yang berada di bagian Banjarmasin Selatan memiliki daya beli paling rendah dan sebagian besar berada di bawah daya beli tingkat kota. Ini menujukkan terjadi ketimpangan daya beli antar wilayah di dalam Kota Banjarmasin. Fakta ini mendorong Pemerintah Kota Banjarmasin memberikan perhatian khusus untuk pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di kawasan tersebut. []