Erwina Nur Maharani. Perempuan cantik, cerdas dan aktif ini sehari-hari biasa dipanggil Wina. Lahir di Banjarmasin pada 2 April 1999 dan saat ini merupakan mahasiswa tingkat akhir di Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan FEB ULM yang akan segera menyusun skripsi dan melaksanakan program magang. Sejak kecil, Wina suka membaca, menulis, dan fotografi. Cerpen perempuan ini pernah menjadi juara dua dalam lomba menulis cerpen tingkat SMA se-Kalsel yang diadakan oleh Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan.
Kehidupan sehari-hari Wina semenjak dinyatakan resmi menjadi seorang mahasiswa dan melewati masa orientasi kampus tidak pernah datar. Selalu saja ada kegiatan yang menjadikannya salah satu representasi dari kaum “kura-kura” atau “kuliah-rapat-kuliah-rapat”. Di organisasi kampus, Ia hanya memilih untuk aktif sebagai pengurus di Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (HIMIESPA) selama dua periode. Jabatan terakhirnya di HIMIESPA adalah sebagai Kepala Bidang Penalaran, Penelitian, dan Pengembangan Pendidikan (2019).
Di luar HIMIESPA, Ia pernah bergabung sebagai volunteer di Hometown Project: Healthy Banua yang dinaungi oleh AIESEC in UNLAM dengan fokus meningkatkan awareness masyarakat Banjarmasin dan sekitarnya tentang kesehatan ginjal dan pentingnya minum air putih. Kemudian Ia juga pernah terlibat dalam kegiatan tahunan Komunitas Young on Top (YOT) dan berperan sebagai event coordinator untuk project di area Banjarmasin. Pada saat itu fokus tim Wina adalah meningkatkan awareness masyarakat tentang penyakit kanker Thalassemia dan juga menggalang dana untuk salah satu rumah singgah anak kanker di Banjarmasin.
Wina juga pernah menjadi volunteer di Taiwan Higher Education Fair (THEF) yang diadakan sebagai salah satu rangkaian acara untuk memeriahkan penandatangan MOU antara Universitas Lambung Mangkurat dan 12 universitas di Taiwan. Saat itu Ia bertugas sebagai pendamping atau liaison officer untuk perwakilan dari Tamkang University.
Bulan Agustus tahun 2019 yang lalu, Wina berangkat ke Malaysia untuk mengikuti kegiatan Asia Youth International Model United Nations (AYIMUN). Sederhananya, AYIMUN adalah kegiatan simulasi sidang PBB, dimana kita akan berperan sebagai diplomat perwakilan suatu negara untuk berdiskusi membahas isu-isu global. Saat itu Wina mewakili negara Cuba dan masuk di council United Nations Trust Fund for Human Security (UNTFHS) yang membahas isu kelangkaan air. AYIMUN merupakan pengalaman yang sangat menyenangkan. Menurutnya, Ia banyak belajar berdiskusi dan bergaul dengan teman-teman dari berbagai negara yang memiliki latar belakang dan budaya yang berbeda.
Selain itu, Ia pernah dua kali terlibat dalam penelitian yang dilakukan oleh dosen-dosen di jurusan IESP. “Saya juga pernah hampir diikutsertakan dalam kegiatan pemilihan Mawapres, namun sayangnya bertepatan dengan timeline kegiatan tersebut saya jatuh sakit dan terpaksa batal mengikutinya”, paparnya.
Perempuan ceria ini adalah seorang “Beswan Djarum” atau penerima beasiswa Djarum Beasiswa Plus untuk periode 2019/2020 (angkatan ke 35). Beasiswa ini adalah beasiswa prestasi yang diberikan oleh Djarum Foundation melalui program Bakti Pendidikan kepada mahasiswa semester 4 selama satu tahun. Menurut Wina, menjadi seorang Beswan Djarum merupakan kebanggaan tersendiri baginya. Banyak sekali privilege yang Ia dapatkan melalui beasiswa tersebut,
Simak penjelasan Wina kepada redaksi mengenai Privilege sebagai Beswan Djarum, sebagai berikut:
- Teman-teman sekaligus keluarga baru dari seluruh Indonesia. Ini merupakan hal yang sangat keren karena networking saya menjadi lebih luas dan jika ingin berjalan-jalan ke provinsi mana pun di Indonesia, sudah ada banyak teman yang siap menyambut saya. Hehehe.
- Mendapatkan berbagai pelatihan untuk meningkatkan soft skills di tiga kegiatan berbeda yaitu: Character Building (pembentukan karakter), Leadership Development (latihan kepemimpinan), dan National Building (wawasan kebangsaan). Ketiga kegiatan ini dilaksanakan di luar kota dan semua biaya akomodasi beswan ditanggung oleh Djarum Foundation.
- Akses untuk mendapatkan pelatihan dari mentor-mentor yang kompeten di bidangnya. Saya senang sekali karena pernah bertemu dan mengobrol langsung dengan James Gwee (Trainer dan Motivator), Riko Anggara (Public Speaking Coach, Jurnalis, dan News Anchor di Kompas TV), dan Margareta Astaman (Penulis dan Founder JavaFresh) pada kegiatan Leadership Development di Surabaya bulan Februari yang lalu.
- Untuk mengisi waktu selama pandemi, Djarum Foundation juga menyediakan beberapa kelas online. Dua diantaranya yang pernah saya ikuti menghadirkan Analisa Widyaningrum dan Rosianna Silalahi sebagai pemateri.
- Dan, yang paling penting adalah uang jajan yang didapatkan setiap bulan selama satu tahun. Jumlahnya lumayan untuk membiayai beberapa kali nongkrong di Starbucks atau beli skincare, dan jika pandai mengaturnya, masih ada yang bisa untuk ditabung.
Kedepannya Erwina berharap adik-adik dari jurusan IESP FEB ULM akan banyak yang juga mendapatkan beasiswa ini. Selain beberapa privilege yang saya ceritakan di atas, Djarum Beasiswa Plus adalah sebuah kesempatan yang benar-benar hanya datang satu kali seumur hidup, karena setelah melewati semester 4 kita tidak bisa mendaftar lagi.
Mau lebih kenal dengan Wina? Silahkan berkunjung di blog nya: http://nurmaharani.blogspot.com atau mau tau mengenai highlight keterlibatan Wina di berbagai kegiatan dan project bisa diakses di profil LinkedInnya: https://www.linkedin.com/in/erwina-nur-maharani-40833018b